01 January 2012

Love is Blind


 Bismillahi as-salaatu was-salaamu a'la Rasoolillah


Pardon me for my poor English. Its been a while since the last time I'm writing a post using this language. =)


The wise men say, "Love is blind" and every letter of it stands true. 





Last Tuesday, Saidah came to my house after weeks we didn't get to sit down and talk.

Saidah tried her best convincing me about her current situation. Hoping that somehow I will agree with her in the so-called-topic of love. 

"Husna, what will you do if somebody confessing his love to you..and you're also having a crush on him but both of you are not mentally and financially ready for any commitment nor having intention in getting marry."

My answer would be, 

"First of all, if I am ready for marriage, I will ask him to meet my parent. But if I am not ready yet to marry, I will simply tell him that he can choose to wait for me or simply move on and try forget about me, just find another woman that suits him better. "

Saidah's eyes nearly pop out of the socket.

"OH, Its IMPOSSIBLE! There's no way that you will let him go. Both of you like each other"

I looked back at her saying,

"I just dont believe in love before marriage. I mean, if being in love is about going on a date, text messaging each till late night, lovey-dovey call saying 'I Love You, I Miss You', its just rubbish." 

Clearly she's not agreeing with my reply,

"How would you marry someone when you are not in love with him. Its just impossible to get marry to somebody that you havent met before"

Answering her question, 

"That's why in Islam we have Khitbah. The period of time for a couple that planning on marriage to get to know each others. Getting to introduce themselves with a third person accompanying. Not by wasting our time carelessly on a date or so on."

Saidah still explaining her best for me to believe that being in love is necessary nowadays. It has become a norm which everybody must have a couple. I tried to explain to her both in Arabic Language and English Language till I got nothing to say anymore but to throw some questions for her to answer. 

" Saidah, what will you benefit from this?" with a stern voice yet a smiley face plastered I asked her.

" I would be so happy and .... " she left speechless without answer.

فقط؟؟؟  means " That's it?, Is it the only thing?" .


"Okay, what if you die, what would you say to Him in the next world about how you spent your life before Him."

and I throw another question just trying to get her imagination run far away through the future. 

" What if you did'nt get to marry Mehdi in the future. And let just imagine this, you are married  to another person. One day, both of you went shopping to Marjane and suddenly you saw Mehdi just before you. Wont you feel something weird inside?"

She just shook her head  in denial.

" Well, he must be understand that I'm now married, so he wont come over me." 

"I asked her back, Though both of you shared some feeling back then?, Oh it must be difficult right?"  

The fact that I love to see Saidah being happy is far more than satisfying cause I can never feel the hardness that she's going through right now. But I couldn't agree with her choosing to be in a relationship that will only make her even farther than Allah as an escape or exit door for the problems she faced. 

Cause I simply dont want her to hurt even more. 

Teenagers always run in a circle with a dull, simple set mind in searching for true love in life. Thus, we always try to look forward meeting the right guy and the right girl for us. But what we forget is that, the teenage life that we live actually far beyond the goal that we set in mind.

I am always fail to benefit my time wisely. Nevertheless, I am trying my best to be a better muslimah day by day. There are plenty of things we havent done yet in our life and we havent done enough for Islam.

I should'nt be worrying about my future husband. But I should be worrying whether I am ready to become a good wife and a mother to my children in the future. Later then, the time will eventually come when my dear  future husband, my other half step into my life. Because He already promised me and He knows the best for me.

This is nothing as to compare to Allah's satisfaction.

I should be worrying the most whether Allah loves me or not. Does He satisfied with me? Have I done enough in pleasing Him? Have I done enough repenting all the wrongdoings and all the sins that I made before? Did I spend most of my time in searching for His bless or only seeking only for His anger?.

Is Allah satisfied?


All I'm trying try to say is that Love before marriage is not forbidden in Islam. But how we lead the love towards Allah is far more important rather than fooling around being in love carelessly and we might end up being hurt.
.


Dear Saidah, I couldnt give you the best answer but I stumble upon Aiman Azlan's status this morning,

Someone told me, 
"I have a boyfriend. I want to marry him but we aren't able to marry yet. Our parents won't approve."

I am with the parents on this one. Lesson: Don't start what you can't finish. Lower your gaze and protect your private parts. Practice fasting, it will be a protection for you.

Prevention is better (and much less painful) than cure.


and I really have to agree with him. ( =

p/s: I love you fillah! 






29 December 2011

Tong Gas



Bismillah as-solaatu was salaamu a'la Rasoulillah.. 
quick update..

Sesungguhnya Allah menciptakan lelaki dan perempuan itu saling melengkapi.
Masing-masing punya kekuatan dan kelemahan yang tersendiri.

Contohnya, kekuatan lelaki memang tak sama dengan perempuan.

Seorang lelaki mampu angkat 1 tong gas dengan bergayanya dipikul di atas bahu.
Lain pula halnya bagi budak perempuan.
Dua orang diperlukan untuk mengangkat 1 tong gas dengan langkah-langkah cermat di atur.
Takut jalan laju-laju terlepas dari tangan terhempap atas kaki. Adoi, kan sakit!

Dah dua kali perkara ini terjadi sepanjang keberadaan saya di sini.

*Fail putar penutup gas yang ketat*
Tong gasnya ada, tapi kalau tak boleh bukak, macam mana nak masak.. betul tak?

Kali pertama waktu Yusra di Malaysia dan saya berseorangan di rumah. Terpaksalah saya jumpa Maryam Si Penjaga Kedai, adu pada dia saya tak dapat buka tong gas. Dia panggilkan seorang Pak Cik Arab bukakan tong gas di luar rumah sebab dah lewat malam hari.


Kali kedua pula terjadi sebentar tadi. Sesungguhnya tong gas itu telah di angkat oleh saya dah Yusra berdua. Berat. Boleh pula penutupnya tersangat ketat. Time musim periksa jugalah perkara-perkara yang memerlukan bantuan mereka bernama Ikhwan diperlukan. Tak sampai hati nak ketuk pintu, tinggalkan sahaja pesanan ringkas di YM masing-masing dengan harapan ada yang masih online.
Alhamdulillah, ada yang respon

Muhd : Saya masuk ya.. mana dapurnya?

Kak Na : Tu dapurnya.

Muhd : Kak Na tak yah masuk dapur k.

5 saat kemudian.....

Muhd : Dah bukak dah..

Kak Ya : Cepatnya bukak. Macam tak caya je.

Kak Na : Bengkak kemerahan tangan kita nak bukak. Dia bukak sekejap je.

Bukankah Allah dah nyatakan dalam Al Quran, Surah An-Nisa ayat 34,


Kaum lelaki itu adalah pemimpin dan pengawal yang bertanggungjawab terhadap kaum perempuan, oleh kerana Allah telah melebihkan orang-orang lelaki (dengan beberapa keistimewaan) atas orang-orang perempuan, dan juga kerana orang-orang lelaki telah membelanjakan (memberi nafkah) sebahagian dari harta mereka. Maka perempuan-perempuan yang soleh itu ialah yang taat (kepada Allah dan suaminya), dan yang memelihara (kehormatan dirinya dan apa jua yang wajib dipelihara) ketika suami tidak hadir bersama, dengan pemuliharaan Allah dan pertolonganNya. Dan perempuan-perempuan yang kamu bimbang melakukan perbuatan derhaka (nusyuz) hendaklah kamu menasihati mereka, dan (jika mereka berdegil) pulaukanlah mereka di tempat tidur, dan (kalau juga mereka masih degil) pukulah mereka (dengan pukulan ringan yang bertujuan mengajarnya). Kemudian jika mereka taat kepada kamu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi, lagi Maha Besar.



Dan saya sangatlah bersetuju dengan sayapemalu terutamanya pada minit 8:47

"Banyak lagi benda-benda remeh yang sebenarnya mendatangkan kemanisan dalam kehidupan kita..macam tolong akhowat pindah rumah, tolong angkat washing machine, tolong repair paip jamban yang pecah, tolong baiki paip dapur yang bocor..."

Ketahuilah wahai kamu yang bernama lelaki, mereka yang bernama perempuan sangat menghargai kamu yang sanggup bersusah payah menolong mereka lebih-lebih lagi perkara yang melibatkan kudrat dan keringat.

Maka, ringan-ringankanlah tulang anda, Allah suka, dan dapat pahala.. ^^ sweet pun ya juga.

Permudahkanlah urusan orang lain, kelak urusanmu pula dipermudahkanNya. 


28 December 2011

Khusyuk - Hayati makna bacaan


 Bismillahi as-salaatu was-salaamu a'la Rasoolillah

Selalu kita tunaikan solat tanpa penghayatan. Selalu kita tunaikan solat dengan 'zero' tumpuan.

Mengapa? Bagaimana untuk dapatkan khusyuk di dalam solat?



Selalunya kita tak hayati bacaan di dalam solat. Kalau kita benar-benar fahamkan dan amati bacaan di dalam solat.. Insha Allah, sedikit sebanyak dapat membantu kita tunaikan solat dengan lebih khusyuk. Selain kita berusaha untuk diam dan tidak bergerak secara berlebihan di dalam solat, kerana pergerakan yang berlebihan boleh membatalkan solat dan mengganggu konsentrasi.


Klik gambar untuk paparan yang lebih besar.

Takbiratul Ihram

Doa Iftitah


Al- Fatihah


Ruku'


I'tidal


Sujud


Duduk di antara dua sujud

 Tahiyyat awal


Tahiyyat akhir


Doa Qunut



Dont talk to me about love...



 Bismillahi as-salaatu was-salaamu a'la Rasoolillah








I moved to tears watching these two videos.. 
such a beautiful moment portrayed.. 
such a blissful moment to share..

but please.. dont talk to me about love yet.. dont ask me anything about love.. 
cause I simply cant answer your question..

as I have never experienced one..

As for now, I really dont believe in love.


And all along I believed
I would find you
Time has brought 
Your heart to me
I have loved you for a
Thousand years
I'll love you for a 
Thousand more

Call me a conservative.. label me as an old-school girl.. say whatever you want..

But I'm always keeping the faith that true love between two person would only come through marriage. Love before marriage is not forbidden in Islam. But how we lead the love towards Allah is far more important rather than fooling around being in love carelessly and we might end up being hurt.

Alhamdulillah, right now I am very contented from Allah's love and the love of the people around me..



30:21 And of His signs is that He created for you from yourselves mates that you may find tranquillity in them; and He placed between you affection and mercy. Indeed in that are signs for a people who give thought.

22 December 2011

Analogi Hidup dan Mati


Bismillahi as-salaatu was-salaamu a'la Rasoolillah

Rasa susah dan payah itu seringkali membuatkan kita mahu terus putus asa. 
Sehinggakan setiap perkara di hadapan terus ditinggalkan tidak dipedulikan.

Namun, sampai bilakah mahu kita berputus asa tidak mahu berusaha?
Kelak mati menjelma, penyesalan sudah tak kemana.


***

6 Disember 2011

Pagi itu saya bertanya diri, saya bertanya Allah, " Wahai Tuhan, kenapa tak dicampakkan langsung rasa gerun untuk exam hari ini?".

Saya sangat bingung dalam masa yang sama sangat "tenang". Bingung sebab tak rasa berdebar langsung nak masuk periksa bagi subjek Simiyaiat Ta'wil hari tu. "Tenang" sebab rasa yakin akan dapat jawab dengan baik walaupun pada hakikatnya saya sangat kurang bersedia.

Berjalanlah saya ke kuliah dengan secebis nota berwarna pink di tangan. Sibuk-sibukan diri juga menghafal perenggan talkhis tentang buku yang saya baca. Hari ni, saya bakal ditanya tentang buku Misykatul Mafahim yang diberi oleh Ustaz Haddawi hasil tulisan Muhamad Miftah. 

"Better kamu hafal husna!" berdialog saya dengan diri.

Sampai sahaja ke kuliah. Semua kawan sekelas duduk goyang kaki bergelak ketawa. Releks dan "tenang". Seakan peperiksaan tiada. Bertambah lagi bingung saya. Ustaz berjalan di hadapan kami, menuju ke kelas. Kami mengekorinya dengan harapan, "Moga-moga exam hari ni tangguh".

Seberadanya kami di dalam kelas..
Cuba teka siapa orang pertama yang dipanggil untuk oral exam hari tersebut?

Bint Muhammad Tawfiq NourlHousna. Seruan menjelma. Mengalah juga saya dengan keadaan tidak bersedia. Tidak membantah walaupun sepatah. Ditarik kerusi menghadap ustaz. Terus ditanya tentang kesimpulan buku yang saya dah baca. Berserta kertas ditangannya, mata memandang saya, Ustaz dengan penuh sokongan mengutarakan soalan. 

"Bravo-bravo alaik, mizyene.." angguk-angguk dia memberi kepastian dan pujian kerana muka saya menunjukkan keraguan pada setiap jawapan.

Saya tahu Ustaz tidak berkeras dengan kami bukan seperti pelajar-pelajar Arab yang lain. Lagi bertambah rasa bersalah saya sebab peluang yang diberikan untuk menghafal tidak dimanfaatkan. 

"Oh Tuhan, akan saya tunjukkan nanti!" azam pada diri mahu menebus kesalahan. Saya tak nak sia-siakan lagi peluang yang Ustaz berikan.

11:15 pagi, waktu untuk kelas kedua pula. Kelas Us Hamumi yang digeruni. 
Rasa "tenang" di pagi hari tadi terbawa-bawa sampai ke kelas Sarf wa Siwatah. Ustaz Hamumi yang digeruni pelajar-pelajarnya merupakan seorang yang sangat tegas dalam masa yang mempunyai sifat kebapaan yang tinggi. Berpakaian kot kemas dia melangkah masuk ke dalam kelas. 

Terus ditanya pelajar-pelajar di hadapannya, 

" Kamu semua ada soalan berkaitan dengan pelajaran kita minggu lepas?"

Diulang lagi soalan tersebut. Kali terakhir peluang untuk bertanya diberikan, ustaz terus mengeluarkan kertas-kertas kosong. "Baiklah kalau kamu semua tak ada soalan lagi, setiap orang ambil satu meja dan ketepikan beg masing-masing".

"Alhamdulillah," hati memuji Allah, peperiksaan mengejut pula kali ini. Ust memang takkan pernah maklumkan waktu peperiksaan. Memang sangat seronok saya menjawab dua ujian dalam hari yang sama.

Namun, berbekalkan "ketenangan" yang dibawa dari kelas Ustaz Haddawi tadi saya jawab juga soalan-soalan yang diberikan. Alhamdulillah, dipermudahkan untuk menjawab walaupun hakikatnya saya tak tahu samaada jawapan yang saya berikan betul ataupun tidak. 

Usai kelas, saya terus berjalan pulang. Kaki berjalan perlahan, satu suara di benak hati melontarkan soalan demi soalan memberi peringatan.

"Husna, andainya mati itu Allah dah tetapkan tarikhnya, adakah kamu akan tetap bersemangat berusaha untuk mengumpul amal? 

Atau sekadar bertangguh ke saat akhir?

Dan pabila menghadap Allah untuk dipersembahkan segala amal, engkau hanya mengharapkan belas kasihan daripadaNya? 

Sedangkan di dunia Allah dah tetapkan suatu tempoh untuk beramal dan saat kamu diuji adalah saat kamu dimatikan.  

Masuk exam Us Haddawi pun tak ready, inikan pula kalau mati itu sudah ada tarikh yang pasti?".

Hati berbicara lagi.

"Sedangkan hakikat mati itu tidak diketahui waktu dan ketikanya. Samalah dengan ujian mengejut Us Hamumi. Malaikat Maut akan menjemput pada bila-bila masa secara mengejut. Kamu bersedia ataupun tidak, tetap kamu akan dimatikan dan kelak dipersoalkan tentang segala perbuatan kamu di dunia. Semestinya di hadapan Tuhan, Allah Yang Maha Agung rasa gerun itu lebih menakutkan berbanding di hadapan manusia di dunia."

Analogi dua peperiksaan pada hari tersebut mengingatkan supaya sentiasa bersedia untuk suatu saat yang sudah ditetapkan tetapi tidak diketahui saatnya. Mati itu pasti. Saat itu rasa "tenang" pasti hilang.

Setiap kali kita bangun dari tidur masih lagi bernafas, bermakna masih ada tugas yang belum selesai terlunas. Masih terbuka luas peluang untuk kita beramal dan bertaubat kepadaNya. Dia masih mahukan kita berusaha mengejar keredhaanNya. 

Kelmarin, merupakan kelas terakhir bersama Us Haddawi dan Us Hamumi untuk semester kali ini. Kedua-duanya memberi berita gembira, kami semua dapat markah yang baik untuk mid-sem exam lepas. Hanya tinggal berusaha untuk final exam pula. Mereka mahu kami berusaha sebaik mungkin untuk final ini.

Nah, lihat! Bukankah ini peluang seterusnya yang Allah berikan untuk berusaha bersungguh-sungguh?

Andai hidayah itu sudah berada di hadapan mata, namun tetap dipersiakan jua. 
Bukankah kita dalam golongan mereka yang rugi? 

Berdoa Nabi Adam a.s sewaktu baginda sedar akan kesilapan baginda sehingga dikeluarkan dari syurga.


قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Ya Tuhan Kami, Kami telah Menganiaya diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami, nescaya pastilah Kami Termasuk orang-orang yang rugi.”
(Surah Al A’raaf :23)


Sering kita gerunkan peperiksaan di dunia.

Seringkan kita kejarkan ijazah, kesenangan, kekayaan semata.

Terkadang lantas terlupa Sijil Padang Mahsyar di sana.
"Ya Allah, jadikanlah kami sentiasa berusaha mencintaiMu, 
ampunkanlah segala dosa-dosa kami Ya Allah, 
dan matikanlah kami dalam keadaan kami mengucapkan أشهد ان لا اله الا الله ، وأشهد ان محمد رسول الله "


Ameen ya robbal a'lamin.. 









26 November 2011

Masalah


 Bismillahi as-salaatu was-salaamu a'la Rasoolillah


Semalam air mata bertakung tak dapat dibendung. Habis melimpah mengalir deras di pipi. Kekuatan diuji selepas lama diri hanyut dengan duniawi. Terima kasih wahai Tuhan.
Dah lama rasanya hati keras membatu. Tak diuji, asyik dipuji, hakikatnya hati lembik bak jeli.




Aku akan buktikan. Aku boleh!

Meleleh air dari hidung keluar, tersedu-sedan saya di belakang. Huda cuba memujuk. Ustazah buat dek teruskan mengajar di hadapan. Terjegil mata ustazah di hadapan sebentar tadi selepas aku membuat kesalahan. Niat aku hanya ingin menterjemahkan nas Chomsky berkaitan dengan The Concept of Language. Tersalah sebut kalimah yang seharusnya aku marfu'kan, telah aku majrurkan tanpa aku sedari. Oh Tuhan, waktu itu terasa diri sangat bodoh!. Tolonglah husna, minggu ini sahaja dah dua orang pensyarah tegur kesalahan nahu yang kau lakukan,. dan masih kau terus buat kesilapan yang sama. Aiyeeeh. Tabarakallah 3lik! note:sarcasm

"Dah masuk sem yang kelima, tapi masih buat banyak sangat kesalahan tatabahasa"

"Kenapa jadi Mafhumi lLughah??" aku yang lampi tak dapat tangkap apa yang ustazah cuba cakap.

Subhanallah.

Mulanya aku berjalan seperti biasa ke kuliah. Aku katakan pada diri, tiada siapa yang dapat membantu dirimu selagi mana kamu tidak mahu berubah. Mengadu kepada mereka takkan mengubah apa-apa. Sombong, pada diri aku berbohong. 

Kelmarinnya, Sanaa dan Samirah sudah tekad tukar takhasus. Tanpa mereka sedari, mereka berlalu pergi tinggalkan aku sendiri. Selepas hampir sebulan berada dalam bidang Linguistik, mereka beralih ke bidang Sastera dek sifat pensyarah-pensyarah yang mereka rasakan sangat tidak profesional dalam pengajaran. Allahu Akbar!

Sebenarnya aku rasa agak terkesan dengan tindakan mereka. Sehinggakan das tembakan Ustazah Tugani hari semalam telah memecahkan empangan air mata yang penuh kekecewaan dalam jiwa. Macam-macam terjadi minggu ini. 

Selepas Saidah dan Fatihah tinggalkan aku untuk Sastera pada permulaan semester, kini Sanaa' dan Samirah pula berpaling arah mereka. Tak tahan agaknya dengan karenah pensyarah yang takkan pernah kami tahu corak pemikiran mereka. Aku mengadu pada mereka, aku katakan kamu semua Sumber Kekuatanku dalam pelajaran. Susah untuk aku lalui hari-hari tanpa kawan di sisi.


Mereka katakan, "Kamulah sumber kekuatan diri kamu wahai husna", "Kami memang akan sentiasa bersama kamu walaupun kami berlainan bidang.", "Awak boleh lakukan!"

Ah. Mudah sangat engkau bergantung pada manusia! Oh husna. Sungguh Allah itu Maha Kuasa, dan hanya kepadaNya sebaik-baik tempat pergantungan. Nah dulu, engkau hanya bergantung kepada Sanaa untuk belajar dan mengulang kaji. Engkau terlalu selesa dalam zon yang biasa. Tidak mahu keluar dari kepompong yang sama mencuba sesuatu yang berbeza.

Sekarang, pabila Allah tarik satu nikmat, aku gelisah bagaikan esok noktah penamat. Sebenarnya, Allah mahu tunjukkan jangan selalu bergantung kepada manusia, bergantunglah kamu pada Yang Esa. Allah mahu tunjukkan, sebelum kamu mengadu pada manusia, mengadulah kamu pada Yang Esa.

Aku tahu, Dia sangat sayangkan aku. Dia mahu aku sentiasa mengadu. Merayu, memohon ampun atas khilaf yang selalu aku lakukan. Aku tahu, dengan hanya bersedih takkan membuatkan aku lebih baik pun. Aku perlu baiki diri. Belum terlambat sebenarnya untuk aku sedari. Ah.. memang setahun berbaki takkan pernah mencukupi bukan? Adakah perlu itu menjadi alasan?

Oh Allah, tidak kami meminta selain daripadaMu agar dipermudahkan segala urusan.

Oh Allah, hanya kami meminta agar dikurniakan kesabaran dan kekuatan dalam menghadapi ujian.

Sahabat..ujian itu berkait dengan iman. Ujian itu daripada Allah untuk membuatkan kita dekat kepadaNya, terselit kifarah dan juga maghfirah.

Aku terlalu angkuh, aku ingat aku kuat untuk menyimpannya seorang diri. Sedangkan aku punya sahabat.

Yang paling penting, walau bersendirian, aku masih ada Tuhan.
Ampunkan dosaku wahai Pencipta.



Ibu angkat, penjagaku sejak dari kecil meninggal dunia, hari Rabu lepas. Al-fatihah buatnya.
s!b: maafkan saya. bahasa agak kasar. saya jawab sendiri soalan yang saya cari.